Tahun 2004 silam, International School of Modern Shoemaking (ISMS) menggelar program scholarship untuk para pelaku di dunia sepatu. Business owner, entrepreneur, desainer dan profesi lain yang berkaitan dengan dunia sepatu ikut serta dalam program tersebut. Scholarship ini memberikan kesempatan bagi para partisipan untuk mengikuti short-course tentang pembuatan sepatu di Zlin, sebuah kota kecil di Republik Ceko.
Sekedar informasi, salah satu perusahaan sepatu terbesar di dunia, Bata, berlokasi di Zlin. Pendirinya pun, yaitu Tomáš Baťa, juga lahir di kota ini.
Peserta scholarship ini sendiri berasal dari berbagai belahan dunia, baik dari negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia, tak terkecuali Indonesia.
Ialah Linda Chandra, perancang sepatu custom asal Bandung, yang turut serta dalam scholarship tersebut. Program scholarship ini menjadi salah satu experience unik dalam karir seorang Linda Chandra di dunia rancang sepatu.
Selama 6 bulan di Zlin, banyak hal yang dipelajari Linda Chandra seputar pembuatan sepatu. Mulai dari pemilihan bahan, penggunaan bahan, pattern, sewing, assembling, pressing hingga finishing sepatu.
Contohnya, untuk pemilihan bahan sepatu berbasis kulit, tidak seluruh bagian kulit dapat dijadikan bagian utama dari sepatu. Hanya bagian tertentu dari kulit yang ideal untuk dijadikan bahan sepatu yang berkualitas. Sama halnya dengan proses sewing, benang dan jarum pun memiliki kriteria tertentu dalam pembuatan sepatu yang berkualitas.
Mesin produksi sepatu pun ternyata memiliki klasifikasi tertentu. Mesin tertentu hanya dapat digunakan untuk pembuatan sepatu tertentu juga. It’s safe to say, Linda Chandra mendapatkan banyak ilmu baru terkait pembuatan sepatu mulai dari hulu hingga ke hilir.
Pengalaman Linda Chandra di Eropa tidak hanya seputar sepatu saja. Selama disana, banyak pengalaman menyenangkan yang Ia rasakan. Hampir setiap akhir pekan, bersama teman baru dari Korea sesama peserta scholarship, Linda Chandra pergi berkeliling Eropa. Mulai dari Praha, Paris, Hungaria, hingga Italia, Ia kunjungi. Sempat juga berkunjung ke Austria selama 3 hari dan setiap malam nonton pertunjukan konser musik klasik.
Ada banyak cerita lucu juga ketika berada di Eropa sana. Salah satunya, Linda Chandra sempat salah memesan makanan. Pada saat itu, tidak banyak orang yang dapat berbahasa Inggris di Zlin. Jadi, Linda Chandra dan teman-teman hanya mengunjungi restoran yang ada gambar makanan di menunya. Di gambar, terlihat seperti steak kualitas premium. Ketika pesanan datang, nyatanya bukan steak daging sapi, tapi hati sapi. Duh, padahal Linda Chandra tidak suka hati sapi.
Seperti mahasiswa pada umumnya, Linda Chandra dan teman-teman juga pernah telat menghadiri kelas, loh. Alasannya, weekend sebelumnya mereka pergi ke negara tetangga dan baru kembali ke Zlin pada Senin pagi. Untung saja, sang dosen berbaik hati tidak memarahi mereka. Ada-ada saja, ya!
Comments